Laman


"tak ingin disebut pujangga, bodoh ataupun liar

cukup sebagai penyuka puisi dan cerpen "





Juni 10, 2011

Setetes Mani Awan


Ku terjerat dalam linkaran api
Merindu hidup kesendirian, tanpa siapa
Bedebahkah didada ini penuh iri dan dengki
Dosakah mata ini selalu tertawakan akan sesuatu
Walau parau suara kuberusaha teriak
Tuk musnakan jeritan akan trauma
Tapi nurani masih ada harapan
Dari setetes mani awan, menetes
Mani kujadikan manis, tetap tersenyum kesesama
Mani kujadikan mania, berbudi untuk bersikap
Mani kujadikan manikam, sebagai pegangan hidup
Meski manusia tak luput dari lupa